Telaga Menjer, Keindahan Wisata dan Denyut Nadi Warga
- budiawanagus
- Jan 19, 2017
- 2 min read

KEINGINAN untuk traveling kadang bisa muncul dengan tiba-tiba. Dan seringnya, kalau sudah muncul keinginan seperti itu, saya berangkat. Kali ini saya tidak ingin mendaki gunung. Yang pendek-pendek saja. Bukit dan destinasi wisata menarik lainnya. Tujuan saya adalah Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.
Kalau sudah di Dieng, banyak tempat yang bisa dieksplorasi. Mulai wisata alam hingga wisata sejarah. Dari wisata kawah sampai telaga. Berbicara soal telaga, selain Telaga Cebong di kaki Bukit Sikunir, di kawasan Wonosobo ada juga telaga yang tak kalah indah. Telaga Menjer namanya.
Telaga Menjer terletak di Desa Maron, kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Telaga ini berjarak sekitar 2 km dari ibu kota kecamatan. Dinamakan Telaga Menjer karena Desa Maron sebenarnya merupakan desa baru yang dulunya merupakan wilayah Desa Menjer.
Telaga Menjer terbentuk dari letusan vulkanis di kaki Gunung Pakuwaja. Dulunya air di telaga itu hanyalah beberapa mata air kecil. Pada zaman penjajahan Belanda, dengan akan dibangunnya PLTA Garung di bawah telaga tersebut, maka dibendunglah sebagian Sungai Serayu yang berada di sebelah utara Desa Jengkol. Airnya kemudian dialirkan melalui terowongan bawah tanah.
Karena terbentuk dari letusan vulkanis, telaga ini mirip kawah yang terisi air. Telaga yang memiliki kedalaman sekitar 45 meter ini dikelilingi tebing dan perbukitan dengan pepohonan hijau. Kalau kurang puas menikmati telaga hanya dari satu titik di pinggir, Anda bisa ’jalan-jalan’ ke tengah-tengah telaga, atau menjelajahi setiap areanya.
Sebab, di sana sudah disediakan perahu bambu atau mirip sampan yang bisa disewa. Ya, disewa. Mana ada yang gratis. Kencing saja 2 ribu rupiah. Kecuali kencing di semak-semak. Gratis.
Selain main perahu-perahuan, Anda bisa mancing di sana. Eh, tapi tidak tau juga sih dibuka bagi pemancing umum atau hanya untuk warga setempat dan sekitarnya saja. Kalau pengen mancing, jangan lupa izin dulu. Dan yang lebih penting, bawa pancingan sendiri. Tidak ada yang menyewakan.
Saat memasuki kawasan telaga yang sedikit menurun dari tempat parkir, kami tidak dikenai biaya tiket masuk. Kami hanya perlu membayar parkir. Hanya 3 ribu rupiah. Standar lah.
Terletak di ketinggian 1.300 mdpl, udara di sekitar telaga ini cukup sejuk. Namun, karena lokasinya yang cukup tersembunyi dan berada di jalur menuju Dieng, tidak banyak traveler yang mengunjunginya. Kebanyakan wisatawan langsung tancap gas menuju Dieng dan melewatkan telaga yang cantik ini. Jangan lupa traveling. (*)
Dieng, 19 Januari 2017
Comments