top of page

Menikmati Pagi di Bukit Sikunir

Updated: May 26, 2020


TURUN dari Gunung Kembang, rasanya sayang sekali kalau tidak sekalian bertandang ke Dieng. Jaraknya tidak lebih dari satu jam. Di Dieng, rasanya tidak afdal kalau belum mengunjungi Bukit Sikunir.


Pagi habis subuh, 15 Maret 2020, saya bersama istri dan kawan-kawan yang lain berangkat dari homestay. Jaraknya tidak lebih dari setengah jam. Sampai di sana, area parkir sudah penuh mobil dan motor. Banyak wisatawan yang datang. Maklum, kala itu hari minggu.


Lokasi parkir itu berada di dekat Danau Cebong, Desa Sembungan. Di pinggir danau itu, ada beberapa tenda yang didirikan. Telaga seluas sekitar 12 hektare itu merupakan bekas kawah purba. Telaga ini berada di kaki Bukit Sikunir. Telaga Cebong terlihat cantik saat disaksikan dari atas bukit. Sembungan merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa. Desa itu terletak di ketinggian 2.306 mdpl.


Awalnya kami ada opsi untuk nge-camp di kaki Bukit Sikunir itu. Namun, kami memutuskan untuk menyewa homestay saja.


Sekitar jam 04.30 pagi kami mulai berjalan menanjak ke Bukit Sikunir. Kami melalui jalur setapak di tengah perkampungan. Di sisi kanan dan kiri banyak yang membuka usaha seperti berjualan makanan, aksesori, makanan khas Wonosobo, hingga WC umum. Kami membeli gorengan yang masih hangat untuk dibawa ke puncak bukit. Apalagi kami hanya sarapan mi instan.


Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit–1 jam untuk mencapai Bukit Sikunir. Kontur treknya adalah perpaduan jalan setapak dan anak-anak tangga. Di atas sana, kami disuguhi pemandangan berupa gunung-gunung.


Ada Gunung Sindoro yang bersanding dengan Gunung Kembang dan Gunung Sumbing. Tidak jauh dari tiga puncak itu, bisa juga dilihat Gunung Merbabu, Gunung Merapi, dan Gunung Ungaran. Puncak gunung-gunung itu menjulang. Berselimut awan berkabut.


Ya, cuaca saat itu berkabut. Kami tidak mendapatkan golden sunrise Sikunir. Namun, view yang terhampar sudah membuat kami takjub.


Wisatawan yang ingin mendapatkan golden sunrise dengan jelas disarankan untuk datang pada musim kemarau. Antara bulan Juli sampai Oktober. Cuaca jarang mendung pada bulan-bulan itu. Kabut juga tidak terlalu tebal.


Bukit Sikunir memiliki ketinggian 2.463 mdpl. Objek wisata ini baru ramai dikunjungi traveler sekitar tahun 2009. Konon, asal usul nama Bukit Sikunir berasal dari bumbu dapur. Kunir merupakan salah satu jenis rempah. Atau orang modern menyebutnya kunyit.


Alasannya, saat matahari muncul dari balik bukit itu, tempat-tempat di sekitarnya menjadi berwarna kuning sebagaimana warna kunir. (*)


Dieng, 15 Maret 2020

Comments


bottom of page