top of page

Mencicipi Menu ala Singapura dan Malaysia di Malacca Tost Kota Tua Jakarta

ree

KAMI beberapa kali main ke Kota Tua Jakarta, tapi belum banyak lokasi atau tempat makan di sana yang kami eksplorasi. Kami lebih sering nongkrong di alun-alun depan Museum Fatahillah.


Pernah juga kami masuk ke Museum Fatahillah serta Museum Seni Rupa dan Keramik. Untuk melihat koleksi-koleksi bersejarah di dua museum yang berdekatan tersebut.


Tidak seperti biasanya, kami kali ini main ke Kota Tua sampai malam. Museum tutup dari sore. Nongkrong di Alun-Alun Fatahillah sudah biasa. Kami pun mencari tempat nongkrong dengan suasana yang berbeda.


Nongkrong di Batavia Cafe sepertinya akan menjadi pengalaman yang menarik. Tapi, menurut saya, kafe itu cukup menyeramkan. Bukan karena ada hantunya, tapi karena harganya. Hiiiii...


Kami lalu melipir ke tempat lain. Ke Malacca Toast yang masih berada di Kompleks Kota Tua Jakarta. Kafe ini menempati bangunan cagar budaya di kompleks tersebut. Kesan klasik sudah begitu terasa dari penampilan luar kafe.


ree

Di area dalam, desain yang memadukan tema klasik dan modern membuat kita seperti ngopi di zaman kolonial. Musik klasik yang diputar membuat suasana itu semakin kental.


Salah satu sudut kafe juga disesain dengan tambahan meja dan kursi rotan, mesin jahit lama, koper-koper besar, serta televisi jadul. Di situ, ada foto besar yang digantung di tembok kayu berwarna cokelat tua. Ada tulisan di foto sekelompok orang yang sedang nongkrong itu. Bunyinya: "The Last Heritage Muhibbah.''


Malam itu kami memesan roti sandwich tuna, kentang goreng, dan dua cangkir kopi hitam. (*)

Comments


bottom of page