Melipir ke Candi Arjuna
- budiawanagus
- Jan 16, 2017
- 2 min read

KEINGINAN untuk traveling kadang bisa muncul dengan tiba-tiba. Dan seringnya, kalau sudah muncul keinginan seperti itu, saya berangkat. Kali ini saya tidak ingin mendaki gunung. Yang pendek-pendek saja. Bukit dan destinasi wisata menarik lainnya. Tujuan saya adalah Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.
Kalau sudah di Dieng, Bukit Sikunir tentu saja ’haram’ untuk dilewatkan. Bukit itu menjadi tujuan pertama dalam perjalanan kami berdua. Dari sana, kami bebas menentukan destinasi wisata lainnya. Termasuk Candi Arjuna.
Candi Arjuna diperkirakan dibangun Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno pada abad ke-8 Masehi. Di kompleks ini, ada juga Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.
Candi Arjuna terletak paling utara dari deretan percandian di kompleks ini. Sementara itu, Candi Semar adalah candi perwara atau pelengkap dari Candi Arjuna. Kedua bangunan candi ini saling berhadapan.
Seperti umumnya candi-candi di Dieng, masyarakat mengambil nama tokoh pewayangan Mahabarata sebagai nama candi.
Secara arsitektur, Candi Arjuna menghadap ke barat. Ada tangga menuju pintu masuk candi yang berada di bagian barat candi. Terdapat delapan anak tangga menuju bagian pintu candi di mana di bagian pinggir tangga terdapat penil dengan ujung berkepala naga. Bagian pintu candi terdapat bilik penampil selebar 1 meter. Di atas pintu, terdapat ukiran kalamakara. Dan di bagian atap dari ruang penampil berbentuk lancip seperti rumah limasan pada umumnya.
Bagian atap Candi Arjuna memiliki bentuk seperti piramida yang mengerucut, tetapi lebih tinggi. Semakin ke atas, ukurannya semakin kecil. Terdapat tiga tingkat, di mana setiap tingkat memiliki bilik penampil dengan ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan bilik penampil di bagian dinding candi.
Semakin ke atas, bilik penampil juga semakin kecil, yang berada tepat di tengah-tengah setiap sisi candi. Di setiap sudut bagian atap candi terdapat hiasan yang memiliki bentuk mahkota bulat dengan ujung runcing.
Di bagian dalam candi ini terdapat ruang untuk menaruh sesaji atau yang biasa disebut dengan yoni. Di bagian atas terdapat lubang berbentuk segi empat. Lubang ini berfungsi untuk menampung air dari atap candi. Apabila air di lubang ini sudah penuh, air akan mengalir melalui jalur yang sudah disediakan, lalu dialirkan menuju bagian lingga yang kemudian dialirkan menuju bagian luar candi.
Saat ini, para wisatawan yang mengunjungi Candi Arjuna atau candi-candi lainnya tak akan menjumpai arca atau patung yang biasa dijumpai di dalam candi. Sebagian besar arca-arca tersebut disimpan di Museum Kailasa.
Mulai tahun 2010, Kompleks Candi Arjuna mulai digunakan untuk pengembangan wisata. Perayaan pembukaan wisata ini dinamai Dieng Culture Festival. Selain, itu acara tahunan lainnya yang dilaksanakan bersamaan dengan perayaan ini adalah Jazz Atas Awan.
Dieng, 17 Januari 2017
コメント