JELAJAH JOGJA: Candi Plaosan, Persembahan Cinta Suami untuk Sang Istri
- budiawanagus
- Feb 15, 2018
- 3 min read

SELAMA empat hari di Jogjakarta, kami punya misi kecil-kecilan: menjelajahi destinasi-destinasi wisata di DIY dan sekitarnya. Yang kami jelajahi adalah objek-objek wisata mainstream. Mulai candi-candi hingga bangunan bersejarah.
Dalam waktu tersebut, memang tidak semua bisa kami datangi. Tapi, ini adalah ikhtiar traveling kami untuk mencicil jelajah destinasi wisata Jogja.
Pada waktu-waktu ke depan, kami berencana menuntaskannya, tapi sifatnya santai saja. Toh, banyak tempat lain yang juga menunggu untuk dijamah.
Candi Plaosan
Kompleks Candi Plaosan dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan pada zaman Kerajaan Medang atau juga dikenal dengan nama Kerajaan Mataram Kuno.
Adanya kemuncak stupa, arca Buddha, serta candi-candi perwara (pendamping/kecil) yang berbentuk stupa menandakan bahwa candi-candi ini adalah candi Buddha. Pada masa lalu, kompleks percandian ini dikelilingi parit berbentuk persegi panjang. Sisa struktur tersebut masih bisa dilihat sampai saat ini di bagian timur dan barat candi.
Kompleks Candi Plaosan terdiri atas Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.
Candi Plaosan Lor memiliki dua candi utama. Candi yang terletak di sebelah kiri (utara) dinamai Candi Induk Utara. Di situ terdapat relief yang menggambarkan tokoh-tokoh wanita.
Candi yang terletak di sebelah kanan (selatan) dinamai Candi Induk Selatan dengan relief menggambarkan tokoh-tokoh laki-laki. Di bagian utara kompleks, terdapat selasar terbuka dengan beberapa arca Buddhis. Dua candi induk ini dikelilingi 116 stupa perwara, 50 candi perwara, dan parit buatan.
Di masing-masing candi induk, terdapat enam arca Dhyani Boddhisatwa. Walaupun candi ini adalah candi Buddha, tetapi gaya arsitekturnya merupakan perpaduan antara Buddha dan Hindu.
Candi Induk Selatan Plaosan Lor dipugar pada tahun 1962 oleh Dinas Purbakala. Sementara itu, Candi Induk Selatan dipugar pada tahun 1990-an oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.
Berbeda dengan Candi Plaosan Lor, Candi Plaosan Kidul belum diketahui memiliki candi induk. Di kompleks ini, terdapat beberapa perwara berbentuk candi dan stupa. Sebagian di antara candi perwara telah dipugar.
Luas wilayah candi ini adalah sekitar 440 x 270 meter. Meskipun terlihat sama, bangunan di sini sebenarnya berbeda. Perbedaannya bisa dilihat pada relief masing-masing bangunan.
Legenda
Konon, Candi Plaosan digambarkan sebagai bukti cinta Rakai Pikatan terhadap istrinya, yaitu Pramudya Wardhani (putri Samaratungga). Corak arsitektur candi ini adalah campuran Buddha dan Hindu karena istrinya beragama Buddha dan Rakai Pikatan sendiri beragama Hindu.
Sejarah berdirinya candi ini dimulai ketika Rakai Pikatan memutuskan untuk menikahi Wardhani. Hubungan percintaan mereka menimbulkan banyak keresahan dan penolakan karena perbedaan agama. Rakai berasal dari Dinasti Sanjaya (Hindu), sedangkan Wardhani dari Dinasti Syailendra (Buddha).
Keputusan mereka untuk menikah didasari rasa cinta dengan mengesampingkan perbedaan keyakinan. Rakai membangun candi ini sebagai lambang rasa cintanya kepada sang istri. Dia juga memberikan kebebasan kepada sang istri untuk menganut agama yang berbeda.
Karena itu, Candi Plaosan juga bisa dikatakan sebagai simbol toleransi umat beragama.
Relief di candi ini juga dapat diinterpretasikan sebagai perasaan cinta keduanya. Relief candi yang menggambarkan laki-laki merupakan bentuk kekaguman Wardhani kepada sang suami, sedangkan relief yang menggambarkan perempuan sebagai bentuk luapan cinta Rakai kepada sang istri.
Kisah cinta mereka menjadi mitos untuk pasangan yang mengunjungi Candi Plaosan. Mitos yang beredar menyatakan, hubungan pasangan yang datang ke Candi Plaosan akan langgeng. Mitos ini berbalik 180 derajat dengan Candi Prambanan yang memiliki mitos hubungan pasangan akan retak jika mengunjunginya.
Lokasi dan Tiket
Kompleks Candi Plaosan terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi ini terletak kira-kira 1 kilometer ke arah timur laut dari Candi Sewu atau Candi Prambanan.
Candi Plaosan buka setiap hari mulai pukul 08.00–17.00 WIB. Harga tiketnya sangat murah, yaitu Rp 5.000 per orang. Sementara parkir motor seharga Rp 3.000 dan mobil Rp 5.000.
Di candi ini, pemandangannya sangat indah. Apalagi saat musim tanam. Sebab, candi ini dikelilingi persawahan warga yang tampak hijau menghampar saat padi mulai tumbuh.
Candi Plaosan juga menjadi spot yang cantik untuk menikmati sunset. (*)
Jogja, 12-16 Februari 2018
Commentaires