top of page

Cermin Kejayaan Hindu pada Candi Prambanan

Updated: Jun 26, 2020



MASA-masa akhir kuliah bagi saya saat menjadi mahasiswa biasa-biasa saja. Banyak yang stres saat dihadapkan pada skripsi. Tapi, saya santai saja.

Saking santainya, saya menyempatkan diri untuk mbolang ke Jogjakarta. Tidak banyak yang saya datangi. Salah satu yang sempat saya kunjungi adalah Candi Prambanan: sebuah monumen cinta abadi.

Candi Hindu terbesar di Indonesia ini juga biasa disebut Candi Roro Jonggrang. Kompleks candi yang dibangun pada abad ke-9 masehi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu. Yaitu, Brahma (Dewa Pencipta), Wishnu (Dewa Pemelihara), dan Siwa (Dewa Pemusnah).


Menurut prasasti Siwagrha, nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (Rumah Siwa). Memang, di ruang utama candi ini, terdapat arca Siwa Mahadewa setinggi 3 meter. Hal itu menunjukkan bahwa Dewa Siwa lebih diutamakan di candi ini.


Candi Prambanan memiliki tiga keistimewaan. Pertama, ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia. Kedua, candi Hindu terbesar di Indonesia. Ketiga, menjadi salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, Candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.


Sebagaimana candi atau bangunan bersejarah lain, Candi Prambanan juga tidak luput dari kisah, legenda, dan mitos. Candi Prambanan juga memiliki kisah di balik nama lainnya, yakni Candi Loro Jonggrang. Ini berkaitan dengan legenda putri Loro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.


Alkisah, zaman dulu terjadi peperangan antardua kerajaan Hindu di Pulau Jawa. Lokasinya berada di daerah yang sekarang disebut Prambanan. Dua kerajaan itu adalah Kerajaan Pengging dan Keraton Boko. Kerajaan Pengging dipimpin raja yang arif dan bijaksana bernama Prabu Damar Moyo. Ia memiliki putra yang sakti mandraguna bernama Bandung Bondowoso. Sementara itu, Kerajaan Pengging diperintah raja yang kejam berwujud raksasa bernama Prabu Boko. Ia suka makan daging manusia.


Meski berwujud raksasa, Prabu Boko –yang selalu dikawal seorang patih setia bernama Gupolo– memiliki putri manusia bernama Loro Jonggrang yang cantik bak seorang dewi dari kayangan. Singkat cerita, peperangan dahsyat itu dimenangi Kerajaan Pengging setelah Bandung Bondowoso yang maju ke medan pertempuran berhasil mengalahkan Prabu Boko. Sementara Patih Gupolo melarikan diri.


Ketika mencari Gupolo di Kraton Boko, Bandung bertemu dengan Loro Jonggrang. Ia tertarik dengan sang putri dan berniat untuk memperistrinya. Namun, sang putri tidak mau karena pemuda itulah yang membunuh ayahnya.


Jadi, Loro Jonggrang membuat siasat untuk balas dendam. Ia mau dipersunting Bandung asal bisa memenuhi dua syarat. Pertama, Loro Jonggrang meminta Bandung membuat sumur yang dalam.

Namun, syarat itu sangat mudah dipenuhi Bandung. Sang putri tak habis akal. Dia kemudian meminta Bandung masuk ke sumur yang diberi nama Jala Tunda itu. Begitu berada di dalam sumur, Loro Jonggrang beserta Patih Gupolo menimbun sumur tersebut dengan batu supaya Bandung mati. Berkat kesaktiannya, Bandung bisa lolos dari maut.


Sadar hendak dibunuh sang putri, Bandung pun murka. Namun, ia luruh juga dengan bujuk dan rayu sang putri. Amarahnya reda seketika.


Loro Jonggrang kemudian mengajukan syarat kedua. Ia meminta dibuatkan 1.000 candi dalam semalam. Sang putri yakin kali ini Bandung akan gagal. Bandung setuju dengan permintaan sang putri.


Karena memang sakti, Bandung bisa memerintahkan ribuan jin untuk mengerjakan candi tersebut. Menjelang tengah malam, ketika pembangunan sudah hampir selesai, Loro Jonggrang panik. Ia pun kembali membuat siasat. Ia menyuruh para gadis untuk membakar jerami sehingga langit menjadi lebih terang. Ayam-ayam pun berkokok.


Mendengar kokok ayam, sebagai pertanda pagi segera datang, para jin pun melarikan diri. Saat itu, candi yang dibangun sudah mencapai 999 candi.


Mengetahui usahanya gagal lagi karena ulah Loro Jonggrang, Bandung yang murka berat mengutuk Loro Jonggrang menjadi candi yang keseribu. Bandung juga mengutuk para gadis yang membantu membakar jerami menjadi perawan tua.


Kisah ini akhirnya menciptakan mitos bahwa sepasang kekasih akan putus jika berkunjung ke Candi Prambanan. Anda boleh percaya, boleh juga tidak.


Yang pasti, setelah mengunjungi candi ini bersama pacar, beberapa bulan kemudian kami menikah.


Arsitektur dan Relief


Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya. Candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter. Menjulang di tengah kompleks candi-candi yang lebih kecil.


Menurut Prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan dan terus dikembangkan dan diperluas Balitung Maha Sambu pada masa kerajaan Medang Mataram.


Pintu masuk kompleks bangunan ini berada di empat penjuru mata angin. Namun, pintu utamanya berada di gerbang timur.


Kompleks Candi Prambanan terdiri atas 3 Candi Trimurti (Candi Siwa, Wisnu, Brahma); 3 Candi Wahana (Candi Nandi, Garuda, Angsa); serta 2 Candi Apit (terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan).


Kemudian, 4 Candi Kelir (terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti); 4 Candi Patok (terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti); serta 224 Candi Perwara (tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68).


Aslinya ada 240 candi besar dan kecil di Kompleks Candi Prambanan. Namun, yang tersisa hanya 18 candi.

Kompleks Candi Prambanan terdiri atas tiga zona; pertama zona luar, kedua zona tengah yang terdiri atas ratusan candi, serta ketiga zona dalam yang merupakan zona tersuci tempat delapan candi utama dan delapan kuil kecil.


Dari segi relief, candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu; Ramayana dan Krishnayana. Relif berkisah ini diukir pada dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama.

Relief ini dibaca dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum jam mengitari candi. Hal ini sesuai dengan ritual pradaksina, ritual mengelilingi bangunan suci searah jarum jam oleh peziarah.

Di seberang panel naratif relief, di atas tembok candi di sepanjang galeri dihiasi arca-arca dan relief yang menggambarkan para dewata dan resi brahmana. Arca dewa-dewa lokapala, dewa surgawi penjaga penjuru mata angin dapat ditemukan di Candi Siwa. Sementara arca para brahmana penyusun kitab Weda terdapat di Candi Brahma. Di Candi Wishnu, terdapat arca dewata yang diapit dua apsara atau bidadari kayangan.


Kemudian, di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi barisan relung (ceruk) yang menyimpan arca singa diapit dua panil yang menggambarkan pohon hayat kalpataru. Pohon suci ini dalam mitologi Hindu-Buddha dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan manusia.


Kaki pohon Kalpataru ini diapit pasangan kinnara-kinnari (hewan ajaib bertubuh burung berkepala manusia), atau pasangan hewan lainnya seperti burung, kijang, domba, monyet, kuda, gajah, dan lain-lain. Singa diapit kalpataru adalah pola khas yang hanya ditemukan di Prambanan, karena itulah disebut Panil Prambanan.


Kompleks Candi Prambanan terletak di Kecamatan Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta dan kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Buka setiap hari, tiket masuk candi ini sebesar Rp 40.000 untuk dewasa dan Rp 30.000 untuk anak-anak.


Waktu terbaik untuk mengunjungi candi ini adalah pagi dan sore. Karena kalau siang-siang panas banget. Untuk mengambil foto juga lebih bagus pada pagi atau sore hari. Candi ini beroperasi pada pukul 06.00–17.00. (*)

Jogja, Medio 2011

Comments


bottom of page