Candi Pawon, Tempat Abu Jenazah Raja Indra
- budiawanagus
- Feb 16, 2018
- 1 min read

CANDI Pawon tidak begitu terkenal seperti Candi Borobudur atau Prambanan. Wajar karena candi ini tidak sebesar dua candi tersebut. Lokasinya juga berada di tengah perkampungan warga.
Tapi, bagi kami yang memiliki misi menjelajahi semua candi di Jogja, candi yang didirikan antara abad VIII- IX Masehi pada masa kerajaan Mataram Kuno ini harus dikunjungi.
Apalagi, tidak jauh dari candi ini, ada Pawon Luwak Coffee yang namanya cukup akrab di telinga pecinta kopi di Jogja/Magelang. Cafe itu memproduksi sendiri kopi luwak mulai dari pohon, dimakan luwak, hingga keluar bersama feses sampai proses menjadi kopi yang dihidangkan dimeja.
Menurut Casparis, Candi Pawon merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra (782 - 812 M), ayah Raja Samarrattungga dari Dinasti Syailendra.

Nama Candi Pawon tidak dapat diketahui secara pasti asal-usulnya. Ahli epigrafi J.G. de Casparis menafsirkan bahwa Pawon berasal dari bahasa Jawa 'awu' yang berarti 'abu', mendapat awalan pa- dan akhiran -an yang menunjukkan suatu tempat. Dalam bahasa Jawa sehari-hari kata pawon berarti 'dapur', akan tetapi de Casparis mengartikannya sebagai 'perabuan' atau tempat abu.
Penduduk setempat juga menyebut Candi Pawon dengan nama Bajranalan. Kata ini mungkin berasal dari kata bahasa Sanskerta 'vajra' yang berarti 'halilintar' dan anala yang berarti 'api'.
Candi Pawon dipugar tahun 1903. Di dalam bilik candi ini sudah tidak ditemukan lagi arca sehingga sulit untuk mengidentifikasikannya lebih jauh. Suatu hal yang menarik dari Candi Pawon ini adalah ragam hiasnya. Dinding-dinding luar candi dihias dengan relief pohon hayati (kalpataru) yang diapit pundi-pundi dan kinara-kinari (mahluk setengah manusia setengah burung/berkepala manusia berbadan burung). (*/wiki)



Comments