Belajar Sejarah Surabaya di Museum Tugu Pahlawan
- budiawanagus
- Nov 10, 2008
- 1 min read

TUGU Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Saat itu arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Tinggi monumen ini adalah 41,15 meter dan berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (canalures) sebanyak 10 lengkungan dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Tanggal bersejarah Indonesia.
Ada dua pendapat mengenai siapa yang menjadi pemrakarsa sekaligus arsitek monumen yang terletak di Jalan Pahlawan Surabaya ini. Menurut Gatot Barnowo, monumen ini diprakarsai oleh Doel Arnowo yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya.
Sedangkan menurut Ir. Soendjasmono, pemrakarsa monumen ini adalah Ir. Soekarno. Ide ini mendapat perhatian khusus dari Wali kota Surabaya Doel Arnowo. Monumen yang dibangun selama sepuluh bulan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1952.
Biaya pembangunan Tugu Pahlawan berasal dari sumbangan para dermawan, termasuk rakyat yang ikut menyumbangkan dana. Konstruksi dimulai pada 20 Februari 1952 dan selesai pada 3 Juni 1952.

Di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan sedalam 7 meter, terdapat sebuah museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang di Surabaya. Di museum ini juga terdapat foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan.
Museum ini diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden K.H. Abdurrahman Wahid. Pada tahun 1991-1996, dilakukan pembenahan kawasan Tugu Pahlawan dan Museum Perjuangan 10 November Surabaya yang dipimpin oleh arsitek Ir. Sugeng Gunadi, MLA dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Monumen ini berada di tengah-tengah kota di Jalan Pahlawan, Surabaya. Tugu Pahlawan merupakan salah satu ikon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. (*)



Comments