Ada Jembatan Kayu di Kawah Sikidang
- budiawanagus
- Nov 14, 2023
- 1 min read
Updated: Oct 22

SETELAH dari Candi Arjuna, kami kembali ke penginapan untuk istrirahat dulu sebelum mengunjungi tempat wisata lainnya di Dieng. List kami selanjutnya adalah Kawah Sikidang.
Sama seperti Candi Arjuna, ini adalah kesempatan ketiga saya bermain ke Kawah Sikidang. Pertama tahun 2017 dan kedua tahun 2020. Kali ini kami mengajak anak yang selalu semangat saat diajak jalan-jalan.
Kali ini wajah Kawah Sikidang sangat berbeda dengan tahun 2020 lalu. Saat itu banyak sekali spot-spot foto yang dibangun di kawasan itu. Mulai ayunan, kursi estetik, sampai spot love-love sebagaimana umumnya di lokasi wisata mainstream.
Tapi, kali ini spot-spot foto itu sudah tidak ada. Mungkin tidak diminati pengunjung. Karena siapa saja yang ingin berfoto di sana harus bayar lagi. Setiap spot.

Perbedaan lain yang sangat mencolok adalah dibangunnya jembatan kayu memanjang sebagai rute satu-satunya untuk melihat kawah utama. Mulai pintu masuk hingga pintu keluar. Di setiap berapa meter, ada gazebo yang sudah dibangun dengan proper. Layak untuk tempat beristirahat dan berteduh dari sengatan panas matahari siang.
Namun, ada beberapa gazebo yang justru dipasangi atap transparan. Jadi, tempat itu tidak banyak membantu jika pengunjung ingin berteduh dari panas matahari.
Namun, bagian yang paling menyiksa di Kawah Sikidang bukan objek wisata utamanya yang berupa kawah. Melainkan jalan ke pintu keluarnya. Pengunjung dipaksa diarahkan berputar-putar melewati stan-stan pedagang yang sudah dipusatkan di satu titik. Berjalan sendiri saja sudah capek, apalagi harus menggendong anak. (*)



Comments