Hitam-Putih Nelson Rolihlahla Mandela
- budiawanagus
- Dec 8, 2013
- 8 min read

RASA kehilangan yang sangat mendalam datang pada 6 Desember 2013 saat berita tentang presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan, Nelson Mandela, meninggal dunia dalam usia 95 tahun dikemukakan ke publik. Dalam pernyataan yang disiarkan oleh stasiun TV nasional Afrika Selatan, Presiden Jacob Zuma mengatakan Mandela ‘pergi dengan damai’.
”Bangsa kita kehilangan putra terbaiknya,” kata Zuma.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian ini sudah menjadi salah satu ikon dunia dan pernah dipenjara selama 27 tahun di bawah rezim aparteid Afrika Selatan. Sejak tahun 2004 Mandela sudah jarang mengikuti kegiatan masyarakat umum walau sempat muncul saat Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
“Yang membuat Nelson Mandela agung adalah sejatinya yang membuat dia sebagai manusia. Kita melihat dalam dirinya apa yang kita lihat di dalam diri kita,” tambah Zuma. “Rekan setanah air Afrika Selatan, Nelson Mandela membawa kita bersama dan kebersamaan yang membuat kita mengucapkan perpisahan.”
KISAH PERJUANGAN MELAWAN APARTHEID
10 Mei 1994, momentum besar bagi Afrika Selatan, mungkin yang terbesar dalam sejarahnya.
"Tidak ada seorang pun di negara ini yang kembali akan sebuah kelompok di bawah kelompok lainnya. Semoga Tuhan melindungi Afrika.''
Saat itu Nelson Mandela menjadi presiden berkulit hitam pertama di Afrika Selatan. Dengan undang-undang baru yang modern dan berakhirnya apartheid.
Lahirnya Apartheid
Tahun 1930 di Jerman Hendrik Verwoerd, seorang pria kulit putih mengenal paham nasionalsosialisme dan terpengaruh kuat ideologi rasisme yang dilancarkan NAZI. Ia kemudian melahirkan gagasan apartheid dalam kolonialisme.
Orang-orang berkulit putih seperti Verwoerd memandang dirinya sebagai anggota kaum elit di benua hitam tersebut. Verwoerd dan partai nasionalisnya mendefinisikan apartheid sebagai perkembangan terpisah, antara kelompok yang diistimewakan dan yang dianggap lebih rendah.
Sebagai menteri untuk urusan masalah penduduk asli, Verwoerd yang kemudian menjadi Perdana Menteri ke-7 Afrika Selatan menempatkan mayoritas warga berkulit hitam di negara itu ke kawasan khusus yang disebut Bantustan atau homelands. Kawasan-kawasan pemukiman ini disediakan hanya untuk kaum kulit hitam.
Pemisahan ras itu menentukan tata kehidupan secara umum. Di tempat-tempat umum ditetapkan peraturan ketat pemisahan antara kaum kulit putih dan tidak berkulit putih. Pernikahan campuran dilarang. Dengan Group Areas Act tahun 1950 dilakukan pemisahan kawasan tempat tinggal. Pendidikan dan lapangan kerja juga diatur berdasarkan ras. Di luar homelands kaum berkulit hitam harus selalu membawa paspor.
Aksi Antiapartheid
Akibat penekanan dan rasialisme, muncul gerakan protes yang diorganisir Kongres Nasional Afrika ANC, yang kemudian menjadi gerakan massal. Demonstrasi, boykot, mogok kerja dan pembakaran massal paspor-paspor.
Salah satu aktivis utamanya adalah pengacara muda Nelson Mandela, yang kemudian menjadi ketua ANC. Tahun 1960 di selatan Johannesburg 20 ribu warga kulit hitam tanpa paspor menyerbu pos polisi, membiarkan dirinya ditangkap pihak berwenang. Demonstrasi itu berakhir dengan pembunuhan massal.
ANC kemudian dilarang. Nelson Mandela melakukan perlawanan bersenjata dalam gerakan bawah tanah, dengan menyerang pusat-pusat industri. Tahun 1964 jajaran pimpinan gerakan bawah itu ditangkap. Nelson Mandela dan Walter Sisulu dkenai tahanan seumur hidup. Di pengadilan Mandela menekankan ia bersedia mati untuk visinya.
Diisolasi Internasional
Dengan penerapan sistem apartheid Afrika Selatan semakin diisolasi masyarakat internasional. Sanksi perdagangan dan politik keuangan pada akhir 1980-an menyulitkan pemerintah nasionalis. Tekanan dari protes di jalanan, larangan mengikuti kejuaraan dunia serta pertandingan olimpiade menyebabkan pemerintah dari Frederik Willem De Klerk akhirnya melakukan perundingan dengan Kongres Nasional Afrika, ANC dengan syarat berakhirnya kekerasan tersebut.
Dalam pidato di parlemen tahun 1990 Presiden De Klerk mengumumkan reformasi serta berakhirnya pengasingan para aktivis. Nelson Mandela dibebaskan 11 Februari 1990 dalam usia 74 tahun, setelah ditahan 27 tahun. Ia berhasil melalui masa penahanan tersebut karena tidak ragu akan misinya.
Ia lalu menerima Nobel Perdamaian bersama dengan De Klerk. Tahun 1994 berlangsung pemilu yang bebas dan adil untuk pertama kalinya di Afrika Selatan. Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama. Pemerintahnya mengakhiri sistem apartheid dan merintis rekonsiliasi nasional.
MULAI MASUK BUI SAMPAI NOBEL PERDAMAIAN
Setelah lulus menjadi pengacara dan pada 1952, Mandela mendirikan kantor pengacara kulit hitam pertama di Johannesburg bersama Oliver Tambo.
Bersama-sama dengan Tambo, Mandela berkampanye menentang apartheid, sistem yang diterapkan oleh Partai Nasional Afrika Selatan yang beranggotakan hanya kaum kulit putih dan menindas penduduk mayoritas kulit hitam. Pada 1956, Mandela bersama 155 aktivis lainnya didakwa melakukan pengkhianatan terhadap negara, namun dakwaan terhadapnya akhirnya dicabut setelah melalui sidang pengadilan selama empat tahun.
Perlawanan terhadap apartheid makin berkembang, terutama atas Undang-undang yang mengatur di mana warga kulit hitam boleh tinggal dan bekerja. Pada tahun 1958, setelah bercerai dari Evelyn Mase, Nelson Mandela menikah dengan Winnie Madikizela, yang kemudian berperan aktif dalam kampanye membebaskan suaminya dari penjara.
Kongres Nasional Afrika (ANC) dilarang oleh pemerintah dan Mandela mulai melakukan kegiatan bawah-tanah. Ketegangan dengan rejim apartheid makin memanas, dan mencapai puncaknya pada tahun 1960 ketika sekitar 70 warga kulit hitam ditembak mati oleh polisi dalam pembantaian Sharpeville.
Cita-cita Demokrasi
Pembantaian Sharpeville menandai berakhirnya perlawanan secara damai. Mandela–yang waktu itu menjabat sebagai wakil presiden ANC–memprakarsai suatu kampanye sabotase ekonomi. Akhirnya dia ditangkap dan didakwa melakukan sabotase serta berupaya menggulingkan pemerintah dengan kekerasan.
Di ruang sidang Rivonia, Mandela mengungkapkan sendiri pembelaanya dengan menyampaikan keyakinan tentang demokrasi, kebebasan, dan kesetaraan.
“Saya menghargai cita-cita masyarakat demokrasi dan bebas di mana semua orang hidup berdampingan dalam keselarasan dan memiliki kesempatan yang sama,” tegas Mandela, seperti dimuat BBC, Jumat (6/12/2013). “Suatu cita-cita yang saya harap akan tercapai. Tetapi bila diperlukan, saya rela mati demi cita-cita ini.”
Pada musim dingin 1964, Mandela dijatuhi hukuman seumur hidup. Dia kemudian masuk penjara di Pulau Robben selama 18 tahun sebelum dipindahkan ke penjara Pollsmoor pada tahun 1982. Selama Mandela dan para pemimpin ANC lainnya dipenjara atau hidup dalam pengasingan, para pemuda di kota-kota berpenduduk kulit hitam Afrika Selatan berupaya keras melawan pemerintahan minoritas kulit putih.
Ratusan warga tewas dan ribuan terluka sebelum pemberontakan anak-anak sekolah berhasil dipadamkan.
Nobel Perdamaian
Pada 1980, mitra Mandela, Oliver Tambo, yang hidup di pengasingan, melancarkan kampanye internasional untuk membebaskan Mandela. Masyarakat dunia memperketat sanksi yang diberlakukan terhadap Afrika Selatan sejak tahun 1967 terhadap rezim apartheid.
Tekanan dunia ini membawa hasil. Pada tahun 1990, Presiden FW de Klerk mencabut larangan terhadap ANC dan Nelson Mandela dibebaskan dari penjara. Perundingan untuk membentuk suatu demokrasi multi-ras Afrika Selatan pun dimulai.
Pada tahun 1992 Mandela menceraikan istri keduanya, Winnie, setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan menculik dan terlibat dalam tindak penyerangan. Mandela bersama Presiden Afrika Selatan, FW de Klerk, mendapat hadiah Nobel Perdamaian 1993.
Menjadi Presiden
Lima bulan kemudian, untuk pertama kalinya dalam sejarah Afrika Selatan, masyarakat dari berbagai ras di negeri itu memberikan suara dalam pemilihan umum dan Mandela terpilih menjadi presiden dengan suara mayoritas.
Pada masa pemerintahan Mandela, masalah terbesar yang dihadapi Afrika Selatan adalah kurangnya perumahan untuk kaum miskin; dan daerah kumuh yang terus merebak di kota-kota besar. Pada ulangtahun yang ke-80, Mandela menikah dengan Graca Machel, janda mantan Presiden Mozambique.
Dia mempercayakan urusan pemerintahan sehari-hari kepada wakilnya, Thabo Mbeki, dan memusatkan pada tugas seremonial sebagai pemimpin dan membangun citra baru Afrika Selatan di mata dunia.
Pada 1999, Nelson Mandela turun dari tampuk kepemimpinan negerinya. Mandela terus melanglang buana, bertemu dengan para pemimpin dunia, menghadiri berbagai konferensi dan menerima berbagai penghargaan setelah turun dari kursi kepresidenan.
Setelah resmi pensiun, kemunculannya di depan umum sebagian besar berkaitan dengan kerja Yayasan Mandela yang didirikannya untuk tujuan amal. Pada ulang tahunnya yang ke-89, Mandela membentuk Kelompok Sesepuh yang terdiri dari para tokoh dunia yang berupaya menawarkan keahlian dan bimbingan untuk menangani berbagai masalah sulit di dunia.
10 FAKTA MENGEJUTKAN NELSON MANDELA YANG WAJIB DIKETAHUI
Pecinta Spice Girls
Kehidupan Nelson Mandela memang tidak selamanya berhubungan dengan politik dan pemerintahan. Di satu sisi dia juga menyukai musik, terutama yang dibawakan oleh Spice Girls. Yep, dia memang penggemar berat grup yang mempopulerkan tembang Viva Forever itu.
Dia Seorang ‘Teroris’
Dia memang pejuang hak kemanusiaan, namun di satu sisi Nelson Mandela juga seorang teroris yang membentuk kelompok bernama ANC. Kelompok ini dibentuk sebagai reaksi dari pembantaian Sharpeville yang telah membunuh 69 demonstran Afrika Selatan. Namun dalam prakteknya, ANC ternyata melakukan hal yang lebih gila dengan melemparkan bom mematikan pada warga sipil.
Teroris Namun Melindungi
Walau sempat membentuk ANC, namun Nelson pribadi adalah sosok yang pecinta damai. Sepanjang perjuangannya, dia tak pernah secara langsung menyakiti warga sipil. Meski demikian, hal ini sama sekali tak meloloskannya dari penjara.
Ringan Tangan Pada Wanita?
Fakta ini terungkap setelah Nelson bercerai dengan istri pertama pada akhir tahun 1950-an. Mantan istrinya mengungkapkan bahwa dia telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Sayangnya, klaim ini ternyata tak mengurangi rasa hormat rakyat padanya.
Berteman dengan Diktator
Walau dikenal sebagai pejuang hak asasi manusia, namun Nelson Mandela juga dikenal sebagai sahabat seorang diktator. Muammar Gaddafi adalah sosok yang masuk daftar Diktator Terburuk Dunia, namun selalu menunjukkan dukungannya pada perjuangan Nelson.
Pejuang AIDS
Fakta bahwa Afrika adalah daerah dengan penderita AIDS terbesar dunia memang membuat Nelson miris. Alhasil, dia turun tangan langsung membantu para korban. Dia memberikan sumbangan dalam jumlah besar dari kantong pribadinya untuk disumbangkan pada yayasan yang berjuang untuk membantu para korban AIDS.
Menikahi Pembunuh
Di antara tiga wanita yang pernah dinikahinya, istri kedua Nelson adalah yang paling menakutkan. Bagaimana tidak, Winnie Mandela pernah dinyatakan bersalah atas pembunuhan seorang remaja berusia 14 tahun. Remaja itu dibunuh lantaran memberikan informasi tentang perjuangan Nelson pada polisi.
Pemikat Wanita
Nelson Mandela dan wanita adalah hal yang tak terpisahkan. Bapak Afrika ini memang memiliki reputasi sebagai pecinta wanita, yang bisa dengan mudah memikat kaum Hawa. Tak heran jika dia sampai menikah tiga kali.
Komunis
Paham komunis mungkin bukan hal yang umum dianut oleh pria kulit hitam yang saat itu hidup dalam kemiskinan. Namun nyatanya, Nelson Mandela memang seorang komunis.
Benci Publisitas
Saat baru saja menjabat sebagai Presiden, dunia mengelu-elukan sosoknya. Namun Nelson hanya mengatakan bahwa dia hanya pria biasa yang kebetulan diangkat sebagai pemimpin. Sederhana sekali, bukan?
15 QUOTE TERBAIK NELSON MANDELA
”Difficulties break some men but make others. No axe is sharp enough to cut the soul of a sinner who keeps on trying, one armed with the hope that he will rise even in the end.”
Kesulitan bisa membuat orang lain patah semangat, namun bisa membuat yang lainnya bangkit. Jadi kalau kesulitan itu diibaratkan kapak, tidak ada kapak yang cukup tajam yang bisa memotong jiwa seorang pendosa yang terus berusaha, dimana satu tangannya berpegang pada harapan bahwa nanti dia akan bangkit pada akhirnya.
“It always seems impossible until it’s done.”
Saat kita melakukan sesuatu, memang terkadang terasa mustahil. Menurut Mandela, hal itu akan selalu terlihat mustahil sampai semuanya selesai. Saat itu kita akan dapati bahwa kita bisa melakukannya.
“If I had my time over I would do the same again. So would any man who dares call himself a man.”
Mandela berpendapat bahwa jika dia akan tetap melakukan hal yang sama jika diberi kesempatan lagi. Begitu juga orang-orang yang memanggil dirinya sendiri manusia.
“I like friends who have independent minds because they tend to make you see problems from all angles.”
Secara pribadi, Mandela pernah mengatakan bahwa dia menyukai teman-teman yang punya pikiran mandiri. Mereka dapat membuatnya melihat masalah-masalah yang ada dari berbagai sisi.
“Real leaders must be ready to sacrifice all for the freedom of their people.”
Pemimpin sejati harus siap berkorban untuk semua kebebasan orang-orang (yang dibawahi)-nya. Mandela menjadi seorang pemimpin yang mau berkorban demi sesuatu / seseorang yang dia sayangi.
“A fundamental concern for others in our individual and community lives would go a long way in making the world the better place we so passionately dreamt of.”
Menurut Mandela, perhatian yang mendasar kepada orang lain di dalam kehidupan pribadi maupun sosial kita akan bertahan lama yaitu dengan menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik sehingga kita bergairah meraih mimpi itu.
''Everyone can rise above their circumstances and achieve success if they are dedicated to and passionate about what they do.”
Jika selama ini kegagalan mengikuti kita, ini perkataan Mandela yang harus kita ikuti. Setiap orang bisa naik melampaui keadaan dan mencapai kesuksesan, tapi kuncinya ada satu. Mereka harus berdedikasi dan bergairah dalam melakukan apapun yang ingin dilakukan.
“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.”
Menurutnya, pendidikan adalah senjata yang paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengubah dunia.
“I learned that courage was not the absence of fear, but the triumph over it. The brave man is not he who does not feel afraid, but he who conquers that fear.”
Mandela belajar bahwa keberanian bukan karena hilangnya ketakutan, tapi karena berhasil melampaui ketakutan itu. Jadi, seorang pria yang berani bukan berarti dia tidak merasakan takut, tapi dia mampu menaklukkan rasa takut tersebut.
“For to be free is not merely to cast off one’s chains, but to live in a way that respects and enhances the freedom of others.”
Saat kebebasan itu datang bukan semata-mata membuang satu rantai, tapi bagaimana hidup di dalam penghormatan satu sama lain dan meningkatkan kebebasan satu sama lain.
“Resentment is like drinking poison and then hoping it will kill your enemies.”
Kebencian itu seperti meminum racun dan berharap hal tersebut akan membunuh musuhmu.
“Lead from the back — and let others believe they are in front.”
Memimpinlah dari belakang – dan biarkan yang lain percaya mereka ada di depan.
“Do not judge me by my successes, judge me by how many times I fell down and got back up again.”
Nelson pernah berkata, “Jangan melihat saya dari kesuksesan yang saya raih, namun lihatlah saya dari berapa banyaknya saya jatuh dan bangkit kembali,”
“I hate race discrimination most intensely and in all its manifestations. I have fought it all during my life; I fight it now, and will do so until the end of my days.”
Dengan sepenuh hati, Nelson Mandela pernah mengungkapkan betapa dia membenci diskriminasi ras paling tinggi dan semua hal yang bersangkutan dengan itu. Karena itu, dia berjuang melawan hal tersebut seumur hidupnya dan sampai akhir dia dipanggil Tuhan. Dan dia membuktikan ucapannya ini.
“A good head and a good heart are always a formidable combination.”
Seseorang dengan akal yang baik dan hati yang baik selalu menjadi kombinasi yang hebat.
Perkataan-perkataan Nelson Mandela ini pada akhirnya membuat dia terkenal, namun juga membuat orang lain mengutipnya. Mandela merupakan seorang pemimpin sejati yang tidak hanya berkata-kata namun juga melakukan apa yang dikatakannya. (*)
Sember: Dari berbagai sumber
Comentários