top of page

Togo, Kisah Anjing Heroik yang Hampir Tak Terungkap



TAHUN 2019 sudah berlalu. Namun, tahun itu meninggalkan film yang menarik untuk ditonton. Lagi-lagi film Amerika produksi Disney. Film itu berkisah tentang anjing heroik pada tahun 1925 yang sejarahnya hampir tak terungkap. Togo, nama anjing itu.


Film garapan Ericson Core dan dibintangi Willem Dafoe itu diberi judul dengan nama yang sama: TOGO. Film yang diangkat dari kisah nyata tersebut ditayangkan perdana pada Desember 2019 di Disney+ dan kini bisa ditonton via online.


Sejarah itu bermula dari sebuah kota kecil bernama Nome (sekarang bernama Great Race of Mercy) di Alaska, Amerika Serikat. Pada tahun 1913, peseluncur salju bernama Leonhard Seppala dan istrinya, Constance, kedatangan anak anjing berjenis Siberian husky. Anjing hiperaktif yang dinilai lebih banyak mendatangkan masalah ketimbang manfaat.


Perlu dua kali percobaan memberikan Togo kecil kepada dua orang sampai Seppa menyadari ada yang istimewa pada anjing itu. Meski masih kecil, Togo lebih dominan di antara anjing dewasa lainnya. Penahbisan diri Togo sebagai lead anjing penarik kereta seluncur terjadi saat ia memenangi lomba balapan di kota itu. Seppa dan Togo akhirnya dikenal.


Nah, kisah heroik itu datang pada tahun 1925. Saat Togo sudah berusia 12 tahun. Sudah tua untuk ukuran anjing. Nome saat itu terjangkit virus difteri. Korbannya kebanyakan adalah anak-anak.


Berada di wilayah pegunungan es dengan badai yang dahsyat, kala itu obat atau serum harus diterbangkan dengan pesawat. Namun, pesawat tidak bisa terbang ke sana. Saat itu adalah musim dingin paling parah dalam puluhan tahun terakhir. Masalahnya jarak Nome dengan tempat mengambil serum itu, Nenana, sejauh 1.085 kilometer dengan melalui salju dan es dalam waktu enam hari.


Seppa dan Togo sebagai lead kawanan anjing penarik kereta seluncur pun ditunjuk untuk mengemban tugas tak masuk akal tersebut. Untuk mempersingkat waktu, mereka memotong jalan dengan melewati kawasan bernama Norton Sound. Kawasan yang dihindari semua peseluncur. Tapi, Seppa dan Togo melewatinya, pergi dan pulang.


Seppala dan Togo
Seppala dan Togo

Norton Sound adalah lautan menjorok ke daratan yang permukaannya membeku saat musim dingin. Setiap saat ada retakan-retakan karena ombak di bawahnya selalu bergemuruh. Suara retakan-retakan itulah asal nama Norton Sound.


Di situ kepemimpinan Togo diuji. Ia merupakan anjing yang tak kenal takut. Memimpin kawanannya menarik kereta Seppa. Dengan segala perjuangan, Togo berhasil mencapai tepi laut dengan membawa serum itu. Beberapa mil sebelum masuk Nome.


Di sebuah pondokan di tepi Norton Sound , sudah ada tim lain yang menunggu untuk menjemput dan membawa serum itu masuk ke Nome. Dia adalah Gunnar Kaasen, peseluncur dengan lead anjing penarik bernama Balto. Dia diutus pemerintah kota Nome untuk menjemput serum dari Seppa.


Jurnalis yang sudah menunggu akhirnya memberitakan bahwa pahlawan penyelamat Nome dari penyakit itu adalah Balto. Yang dijuluki sebagai pahlawan penyelamat Nome.


Setelah misi bernama Nome Serum Run itu, Togo masih setia menarik kereta Seppa. Togo kemudian memiliki banyak keturunan yang diminati orang dari kawasan Fairbanks, kemudian berbagai penjuru. Orang mengenalnya sebagai anjing berjenis Seppala siberian. Jenis keturunan yang bernilai karena kecerdasan, stamina, dan keberaniannya. Dan yang paling penting sifat dasar mereka dan ikatan yang luar biasa dengan manusia.



Selama itu pula Togo dan Seppa menjadi pahlawan lokal yang tidak diketahui dunia luar.

Dalam misi itu, sebenarnya ada 20 tim estafet yang ikut berpartisipasi dalam pengambilan serum. Sembilan belas tim lain rata-rata menempuh jarak 31 mil (sekitar 49,8897 kilometer). Satu tim lagi menempuh jarak 264 mil (sekitar 424,867 kilomter). Satu tim itu adalah Seppa dan Togo.


Seppala lahir pada 14 September 1877 dan meninggal pada 28 Januari 1967. Pria berdarah Norwegia-Amerika itu dikenal sebagai peternak anjing pekerja khusus untuk menarik kereta seluncur salju.



Untuk mengenang usaha heroik tahun 1925 tersebut, kemudian dibangun sebuah patung di Central Park, New York City, Amerika. Itu adalah patung Balto.


Masyarakat dunia, khususnya Amerika, mengenal Balto sebagai pahlawan serum itu. Ditulis di berbagai artikel dan menjadi cerita rakyat. Nama Togo tidak terdengar.


Sejarah heroisme Togo bersama Seppa seakan tidak akan diketahui dunia. Sampai kemudian pada tahun 2011, Majalah Time menyebut Togo sebagai hewan paling heroik sepanjang masa. (*)


Jakarta, 5 Januari 2020

217 views0 comments
bottom of page